Sabtu, 28 Maret 2015

Berburu Sunset Pantai Karang Agung dan Menjemput Sunrise Pantai Menganti



#Prolog
Sore itu, seperti biasa, aku duduk imut di depan televisi sambil nyruput secangkir kopi hitam. Menjelang weekend, aku mulai berpikir untuk mencari destinasi kota yang ingin aku jelajahi. Dalam pikiranku, aku ingin berkunjung ke sebuah kota yang jarang dikunjungi orang, tetapi memiliki potensi yang harusnya kota itu bisa jadi tujuan utama berwisata. You know lah, pokoknya selain jogja ataupun bali yang udah mendunia itu, hehe. Layar hape touchscreen-ku, aku elus-elus naik turun, masuk ke grup facebook traveller sampai menjelajah grup backpacker di beberapa kota. Hampir satu jam mungkin, ada satu postingan yang mencuri perhatianku. Ahaa..., ini yang ku cari. Kebumen! Dalam postingan itu, hanya memamerkan foto seorang cewek cantik berkacamata coklat, yang duduk di sebuah saung sambil memamerkan gigi putihnya. Tapi apa kau tahu? Background fotonya cuy, ajiiiiiib. Ah, aku harus kesini. Pantai menganti, Kebumen.
Aku masuk ke beranda facebookku. Sebuah rangkaian kata aku ketik sebagai update status facebookku di sore itu. “siap-siap menuju kebumen kakaaaak. Pantai menganti. Ada yang mau ikutan?”
Aaaakh.... secangkir kopi udah ku srutup hingga tandas menyisakan ampasnya. Puas.
#Hari Pertama
22 Maret 2015
Perjalanan ini akhirnya terealisasi. Aku tidak sendiri. Tahu ada berapa orang? 17 orang termasuk aku, haha. Oke, tak apa-apa. Kali ini aku bukan jadi solo traveller. :D. Perjalanan 2 hari 1 malam dengan tujuan utama Pantai Karang Agung dan Pantai Menganti.
Dalam rombongan yang ikut, ada beberapa orang yang memang sudah aku kenal, diantaranya Om Ady seorang fotografer profesional, Momo seorang montir yang identik dengan brewok lebatnya, Turmudi seorang lelaki 30 tahun yang kocak abis karena cerewet kayak ibu-ibu, Vania cewek yang selalu bikin ulah dirombongan karena tingkah jengkelinnya lalu ada Rully anak geng motor yang doyan banget selfie dan juga ada temen lainnya yang tak bisa dikenalin satu per satu, hehe.
Perjalanan dari Semarang menuju Kebumen, kami tempuh dengan sepeda motor. 17 orang menggunakan 11 sepeda motor. Jalan aspal sepanjang semarang hingga kebumen kami tempuh selama 5 jam, dari 10.00 hingga 15.00 dengan istirahat sekali untuk makan dan sholat di purworejo.
Sesampainya di alun-alun Kebumen, aku menelfon Irul, teman yang mau menjadi tour guide kami selama di kebumen. Eh, Irul ini adalah temen baru, aku kenal dia di facebook, lebih tepatnya sengaja nyari kenalan orang kebumen agar ada yang nunjukin jalan. Hihi. Kan lumayan, teman baru, tour guide gratis. Ah, hmmm.... J.
Tak lama, akhirnya Irul datang dengan kedua temannya. Agar tak kesorean, kami langsung berangkat menuju Pantai Karang Agung. Dari alun-alun Kebumen menuju lokasi, ditempuh dalam waktu 90 menit.
Huuuuh....!! akhirnya sampai juga di lokasi pertama. Aku membayangkan, andai tak ada Irul, pasti bakal kesasar deh. Tidak ada penunjuk arahnya sama sekali untuk menuju Pantai Karang Agung. Hanya ada banner besar, itupun ketika udah sampai di lokasi parkirnya. Hmmm... kurang dapat perhatian pemerintah nih.
16.30 sampai di tempat parkir Pantai Karang Agung. Baru tempat parkirnya loh, belum pantainya, haha. Untuk menuju pantainya, kita harus berjalan di jalan setapak selama 20 menit. Seperti kereta api, kita semua berderet rapi jalan bareng-bareng menuju pantai. Tujuan kita disini adalah menikmati sunset. Sempet khawatir sih, cuaca saat itu rada mendung, sunsetnya bakal kelihatan atau kagak.
Subhanallah, inikah ciptaanMu Tuhan? Begitu sampai di pantai, kita langsung disambut batu karang besar di bibir pantai. Mungkin gara-gara karang itu yang bikin nama pantai ini jadi Pantai Karang Agung.
Begitu sampai di pantai ini, kami mencari spot masing-masing untuk menikmati pantai Karang Agung. Tahu apa yang spesial dari pantai ini? Sepi! Benar-benar sepi! Apalagi setelah lewat jam 5 sore, pantai ini serasa milik kami sendiri. Khusus rombongan dari semarang, hihi. Nggak percaya? Coba aja kalian kesini, hehe.
Beberapa temanku ada yang bermain air, menyambut ombak yang menghampiri ke bibir pantai, om ady langsung beraksi dengan kameranya, sementara aku? aku mah paling seneng tiduran di atas sebuah batu yang rada besar. Nggak tahu ya, mendengar ombak, melihat luasnya lautan, terkadang sambil memejamkan mata, serasa hidup ini tanpa beban. Lebay banget ya? Haha. Tapi emang begitu caraku menikmati hidup ini. travelling menikmati betapa indahnya alam ciptaan Tuhan.
Menjelang pukul 18.00 kami mendekati om ady, kami tahu, dia yang seorang fotografer, posisinya pasti tepat untuk menikmati sunset yang akhirnya terlihat. Aku hanya tersenyum menikmati semua ini. andai yang aku lihat juga kalian lihat, sob.
Pantai Karang Agung meninggalkan kesan padaku, suatu saat aku akan kesini lagi menjengukmu. Semoga disaat itu, kau tetap indah namun banyak wisatawan yang akan mengunjungimu.
18.15 kami kembali ke tempat parkir. Oh iya, karena tak ada lampu sama sekali, kami menggunakan senter untuk menerangi jalan.
“mulai lapar... mulai lapar...,” kata Turmudi sambil megang perutnya. Kami semua dibuat tertawa oleh tingkahnya, haha.
Selain kenal Irul untuk menjadi tour guide, sebelum berangkat aku juga mencari contact person di daerah pantai Menganti. Namanya Pak Sadim. Ia adalah salah satu pemilik warung di pantai Menganti. Aku sudah memesan makan malam pada pak Sadim untuk semua rombongan. Setelah ditelfon, dan diberi ancar-ancar rumahnya, kami melanjutkan perjalanan menuju rumah pak Sadim. Wiiih, kami langsung disambut menu sayur sup , ikan kali yang entah apa namanya dan telur balado. Yang membuat kami lebih senang adalah sambutan dari semua anggota keluarga pak Sadim menyambut hangat kedatangan kami. Jadi serasa di rumah sendiri, hihi.
Sesuai rencana awal, kami akan bermalam di saung yang berada di pantai Menganti. kebetulan pak sadim adalah penjaga saungnya. Maka kami melanjutkan perjalanan menuju pantai Menganti. claaap..claaap..., kilat mulai terlihat. Bahkan sesekali suara petir terdengar. Memasuki gerbang menuju pantai Menganti, kami langsung disambut hujan yang super deras disertai angin kencang. Kami langsung seperti semut yang diberi kapur ajaib, kami semutnya kapur ajaib adalah hujannya, haha. Kami langsung menyebar mencari tempat teduh. Ada yang di parkiran pantai ada juga yang langsung di depan warung orang. Lama kami menunggu hujan reda tetapi tak kunjung dikabulkan Tuhan. Padahal kita belum sempet sampai di saungnya. Hmmm....
Akhirnya, kami melakukan rencana B. Kembali ke rumah pak Sadim dan tidur di rumahnya. Bak gayung bersambut, pak Sadim pun sangat mempersilahkan kami semua untuk bermalam di rumah beliau. Dengan menggunakan jas hujan masing-masing, kami kembali ke rumah pak Sadim. Mau nggak mau, kami mencari aman, agar esok hari dapat melanjutkan perjalan dan semua rombongan tak ada yang sakit karena kehujanan.
Sampai di rumah pak Sadim, kami disiapkan bantal untuk semua orang bahkan selimut pun juga dipersiapkan. Yah, sleeping bag-ku nggak kepake nih, haha.
Setelah ngopi-ngopi bentar, bahkan ada yang main kartu untuk mencairkan suasana, pukul 24.00 kami semua mulai tidur. Sayang dong udah jauh-jauh sampai disini tapi tidak bisa melihat sunrise di pantai Menganti karena bangunnya telat, hehe.
#Hari kedua
23 Maret 2015
04.00 ada beberapa orang yang sudah terbangun, mereka mulai ngerumpi yang membuat teman yang lain terbangun. Setelah sholat subuh, pukul 04.30 kami menyalakan motor dan siap berangkat menuju pantai menganti. eh, kalau kamu ke pantai menganti pagi hari gini, nggak ada yang narikin tiket masuk looo. Jadi kita semua masuk gratis....tis... haaha.
Sebenarnya ada 2 spot di pantai Menganti ini. pertama bermain air laut di bibir pantai dan yang kedua menikmati lautan di bukit karang. Nah, di bukit karang itulah saung-saungnya berada. Untuk menikmati sunrise, kami langsung menuju bukit karang tersebut. Dan... kembali aku dibuat takjub dengan ciptaan Tuhan yang satu ini. Aku berteriak kencang melepas rasa capek perjalanan kemarin.
Wow, momennya pas, kami bertemu sunrise yang indah. Kami menikmati matahari terbit ini dengan cara masing-masing. Mengabadikan foto sudah pasti. Bahkan turmudi dan empat orang lainnya sampai goyang oplosan karena sambil memutar lagu dangdut oplosan tersebut. Momo malah aneh lagi, dia menulis dalam kertas “Lali karo utange” (lupa dengan hutangnya) lalu di foto. Mungkin semacam ungkapan kesenangan karena perjalanan ini membuatnya lupa dengan segala hal yang membebaninya. Aku tak mau kalah, aku foto sambil seakan-aakan menyangga matahari, haha. Dan banyak lagi hal yang kami lakukan disini.
Saat waktu mulai cerah, kami mengelilingi pantai menganti. Turun bukit bermain air atau menyusuri bukit karang luas atau hanya sekedar duduk santai di saung menatap luasnya lautan. Oiya, bukit karang ini begitu luas loh. Aku membayangkan rumah para hobbit di film The Hobbit itu, karena hijaunya rumput dan luasnya bukit ini. nggak percaya? Coba aja cek sendiri, hiihi.
Puas di pantai Menganti kami akhirnya memutuskan kembali ke rumah pak sadim. Kami makan pagi di sana. lagi-lagi kita dijamu secara ramah oleh keluarga pak Sadim.  Kenyang, kita semua langsung packing, karena kita ingin mengunjungi pantai-pantai lain di sepanjang perjalanan pulang.
Inilah alam Indonesia. Menikmati hidup, menyatu dengan alam yang ramah dengan kita, sudah sepantasnya kita juga harus selalu menjaganya. Mungkin dari semua teman yang ikut perjalanan ini, memiliki alasan tersendiri kenapa ikut travelling ini. Namun, kita semua sepakat, dengan alam kita menjadi sadar bahwa hidup ini akan indah jika kita syukuri. Satu hal lagi, kita akan kembali ke Kebumen, tepatnya ke pantai Menganti, karena kita belum kesampaian untuk tidur di saung menganti. Tunggu aku, tunggu kami Menganti, esok di musim kemarau.
#Tips dan Sharing
1.      Persiapkan dengan matang setiap perjalanan liburanmu. Mulai dari tujuan wisata hingga penginapan.
2.      Jika ingin mencari tour guide gratis, banyak kok di grup facebook backpacker atau traveller di kota yang akan kamu kunjungi. Biasanya mereka dengan senang hati mengantarmu ke lokasi wisata yang kau tuju.
3.      Tiap perjalanan yang kita lalui, bukan hanya alam yang indah saja yang kamu temui, tetapi saudara baru juga kan kamu temukan.
4.      Ingat selalu dalam setiap perjalanan, jaga selalu alam terutama jangan buang sampah sembarangan.

NB : Jurnal ini ditulis dalam rangka mengikuti Kompetisi Menulis Jurnal Perjalanan dari Tiket.com dan nulisbuku.com #MenikmatiHidup #TiketBaliGratis

Berikut beberapa foto perjalananku di Kebumen
Siap-siap menjemput sunset
sunset pantai karang agung
travelling juga kan membuatmu lali karo utange