#Prolog
Sore itu, seperti biasa, aku duduk imut
di depan televisi sambil nyruput secangkir kopi hitam. Menjelang weekend, aku
mulai berpikir untuk mencari destinasi kota yang ingin aku jelajahi. Dalam
pikiranku, aku ingin berkunjung ke sebuah kota yang jarang dikunjungi orang,
tetapi memiliki potensi yang harusnya kota itu bisa jadi tujuan utama
berwisata. You know lah, pokoknya
selain jogja ataupun bali yang udah mendunia itu, hehe. Layar hape touchscreen-ku, aku elus-elus naik
turun, masuk ke grup facebook traveller sampai menjelajah grup backpacker di
beberapa kota. Hampir satu jam mungkin, ada satu postingan yang mencuri
perhatianku. Ahaa..., ini yang ku cari. Kebumen! Dalam postingan itu, hanya
memamerkan foto seorang cewek cantik berkacamata coklat, yang duduk di sebuah
saung sambil memamerkan gigi putihnya. Tapi apa kau tahu? Background fotonya
cuy, ajiiiiiib. Ah, aku harus kesini. Pantai menganti, Kebumen.
Aku masuk ke beranda facebookku. Sebuah
rangkaian kata aku ketik sebagai update status facebookku di sore itu.
“siap-siap menuju kebumen kakaaaak. Pantai menganti. Ada yang mau ikutan?”
Aaaakh.... secangkir kopi udah ku srutup
hingga tandas menyisakan ampasnya. Puas.
#Hari Pertama
22 Maret 2015
Perjalanan ini akhirnya terealisasi. Aku
tidak sendiri. Tahu ada berapa orang? 17 orang termasuk aku, haha. Oke, tak
apa-apa. Kali ini aku bukan jadi solo traveller. :D. Perjalanan 2 hari 1 malam
dengan tujuan utama Pantai Karang Agung dan Pantai Menganti.
Dalam rombongan yang ikut, ada beberapa
orang yang memang sudah aku kenal, diantaranya Om Ady seorang fotografer
profesional, Momo seorang montir yang identik dengan brewok lebatnya, Turmudi
seorang lelaki 30 tahun yang kocak abis karena cerewet kayak ibu-ibu, Vania
cewek yang selalu bikin ulah dirombongan karena tingkah jengkelinnya lalu ada
Rully anak geng motor yang doyan banget selfie dan juga ada temen lainnya yang
tak bisa dikenalin satu per satu, hehe.
Perjalanan dari Semarang menuju Kebumen,
kami tempuh dengan sepeda motor. 17 orang menggunakan 11 sepeda motor. Jalan aspal
sepanjang semarang hingga kebumen kami tempuh selama 5 jam, dari 10.00 hingga
15.00 dengan istirahat sekali untuk makan dan sholat di purworejo.
Sesampainya di alun-alun Kebumen, aku
menelfon Irul, teman yang mau menjadi tour guide kami selama di kebumen. Eh,
Irul ini adalah temen baru, aku kenal dia di facebook, lebih tepatnya sengaja
nyari kenalan orang kebumen agar ada yang nunjukin jalan. Hihi. Kan lumayan,
teman baru, tour guide gratis. Ah, hmmm.... J.
Tak lama, akhirnya Irul datang dengan
kedua temannya. Agar tak kesorean, kami langsung berangkat menuju Pantai Karang
Agung. Dari alun-alun Kebumen menuju lokasi, ditempuh dalam waktu 90 menit.
Huuuuh....!! akhirnya sampai juga di
lokasi pertama. Aku membayangkan, andai tak ada Irul, pasti bakal kesasar deh. Tidak
ada penunjuk arahnya sama sekali untuk menuju Pantai Karang Agung. Hanya ada
banner besar, itupun ketika udah sampai di lokasi parkirnya. Hmmm... kurang
dapat perhatian pemerintah nih.
16.30 sampai di tempat parkir Pantai
Karang Agung. Baru tempat parkirnya loh, belum pantainya, haha. Untuk menuju
pantainya, kita harus berjalan di jalan setapak selama 20 menit. Seperti kereta
api, kita semua berderet rapi jalan bareng-bareng menuju pantai. Tujuan kita
disini adalah menikmati sunset. Sempet khawatir sih, cuaca saat itu rada
mendung, sunsetnya bakal kelihatan atau kagak.
Subhanallah, inikah ciptaanMu Tuhan? Begitu
sampai di pantai, kita langsung disambut batu karang besar di bibir pantai. Mungkin
gara-gara karang itu yang bikin nama pantai ini jadi Pantai Karang Agung.
Begitu sampai di pantai ini, kami
mencari spot masing-masing untuk menikmati pantai Karang Agung. Tahu apa yang
spesial dari pantai ini? Sepi! Benar-benar sepi! Apalagi setelah lewat jam 5
sore, pantai ini serasa milik kami sendiri. Khusus rombongan dari semarang,
hihi. Nggak percaya? Coba aja kalian kesini, hehe.
Beberapa temanku ada yang bermain air,
menyambut ombak yang menghampiri ke bibir pantai, om ady langsung beraksi
dengan kameranya, sementara aku? aku mah paling seneng tiduran di atas sebuah
batu yang rada besar. Nggak tahu ya, mendengar ombak, melihat luasnya lautan,
terkadang sambil memejamkan mata, serasa hidup ini tanpa beban. Lebay banget
ya? Haha. Tapi emang begitu caraku menikmati hidup ini. travelling menikmati
betapa indahnya alam ciptaan Tuhan.
Menjelang pukul 18.00 kami mendekati om
ady, kami tahu, dia yang seorang fotografer, posisinya pasti tepat untuk
menikmati sunset yang akhirnya terlihat. Aku hanya tersenyum menikmati semua
ini. andai yang aku lihat juga kalian lihat, sob.
Pantai Karang Agung meninggalkan kesan padaku,
suatu saat aku akan kesini lagi menjengukmu. Semoga disaat itu, kau tetap indah
namun banyak wisatawan yang akan mengunjungimu.
18.15 kami kembali ke tempat parkir. Oh iya,
karena tak ada lampu sama sekali, kami menggunakan senter untuk menerangi
jalan.
“mulai lapar... mulai lapar...,” kata
Turmudi sambil megang perutnya. Kami semua dibuat tertawa oleh tingkahnya,
haha.
Selain kenal Irul untuk menjadi tour
guide, sebelum berangkat aku juga mencari contact person di daerah pantai
Menganti. Namanya Pak Sadim. Ia adalah salah satu pemilik warung di pantai
Menganti. Aku sudah memesan makan malam pada pak Sadim untuk semua rombongan. Setelah
ditelfon, dan diberi ancar-ancar rumahnya, kami melanjutkan perjalanan menuju
rumah pak Sadim. Wiiih, kami langsung disambut menu sayur sup , ikan kali yang
entah apa namanya dan telur balado. Yang membuat kami lebih senang adalah
sambutan dari semua anggota keluarga pak Sadim menyambut hangat kedatangan
kami. Jadi serasa di rumah sendiri, hihi.
Sesuai rencana awal, kami akan bermalam
di saung yang berada di pantai Menganti. kebetulan pak sadim adalah penjaga
saungnya. Maka kami melanjutkan perjalanan menuju pantai Menganti. claaap..claaap..., kilat mulai terlihat.
Bahkan sesekali suara petir terdengar. Memasuki gerbang menuju pantai Menganti,
kami langsung disambut hujan yang super deras disertai angin kencang. Kami langsung
seperti semut yang diberi kapur ajaib, kami semutnya kapur ajaib adalah
hujannya, haha. Kami langsung menyebar mencari tempat teduh. Ada yang di
parkiran pantai ada juga yang langsung di depan warung orang. Lama kami
menunggu hujan reda tetapi tak kunjung dikabulkan Tuhan. Padahal kita belum
sempet sampai di saungnya. Hmmm....
Akhirnya, kami melakukan rencana B. Kembali
ke rumah pak Sadim dan tidur di rumahnya. Bak gayung bersambut, pak Sadim pun
sangat mempersilahkan kami semua untuk bermalam di rumah beliau. Dengan menggunakan
jas hujan masing-masing, kami kembali ke rumah pak Sadim. Mau nggak mau, kami
mencari aman, agar esok hari dapat melanjutkan perjalan dan semua rombongan tak
ada yang sakit karena kehujanan.
Sampai di rumah pak Sadim, kami
disiapkan bantal untuk semua orang bahkan selimut pun juga dipersiapkan. Yah, sleeping bag-ku nggak kepake nih, haha.
Setelah ngopi-ngopi bentar, bahkan ada
yang main kartu untuk mencairkan suasana, pukul 24.00 kami semua mulai tidur. Sayang
dong udah jauh-jauh sampai disini tapi tidak bisa melihat sunrise di pantai
Menganti karena bangunnya telat, hehe.
#Hari kedua
23 Maret 2015
04.00 ada beberapa orang yang sudah
terbangun, mereka mulai ngerumpi yang membuat teman yang lain terbangun. Setelah
sholat subuh, pukul 04.30 kami menyalakan motor dan siap berangkat menuju
pantai menganti. eh, kalau kamu ke pantai menganti pagi hari gini, nggak ada
yang narikin tiket masuk looo. Jadi kita semua masuk gratis....tis... haaha.
Sebenarnya ada 2 spot di pantai Menganti
ini. pertama bermain air laut di bibir pantai dan yang kedua menikmati lautan
di bukit karang. Nah, di bukit karang itulah saung-saungnya berada. Untuk menikmati
sunrise, kami langsung menuju bukit karang tersebut. Dan... kembali aku dibuat
takjub dengan ciptaan Tuhan yang satu ini. Aku berteriak kencang melepas rasa
capek perjalanan kemarin.
Wow, momennya pas, kami bertemu sunrise
yang indah. Kami menikmati matahari terbit ini dengan cara masing-masing. Mengabadikan
foto sudah pasti. Bahkan turmudi dan empat orang lainnya sampai goyang oplosan
karena sambil memutar lagu dangdut oplosan tersebut. Momo malah aneh lagi, dia
menulis dalam kertas “Lali karo utange” (lupa dengan hutangnya) lalu di foto. Mungkin
semacam ungkapan kesenangan karena perjalanan ini membuatnya lupa dengan segala
hal yang membebaninya. Aku tak mau kalah, aku foto sambil seakan-aakan
menyangga matahari, haha. Dan banyak lagi hal yang kami lakukan disini.
Saat waktu mulai cerah, kami mengelilingi
pantai menganti. Turun bukit bermain air atau menyusuri bukit karang luas atau
hanya sekedar duduk santai di saung menatap luasnya lautan. Oiya, bukit karang
ini begitu luas loh. Aku membayangkan rumah para hobbit di film The Hobbit itu,
karena hijaunya rumput dan luasnya bukit ini. nggak percaya? Coba aja cek
sendiri, hiihi.
Puas di pantai Menganti kami akhirnya
memutuskan kembali ke rumah pak sadim. Kami makan pagi di sana. lagi-lagi kita dijamu
secara ramah oleh keluarga pak Sadim. Kenyang,
kita semua langsung packing, karena kita ingin mengunjungi pantai-pantai lain
di sepanjang perjalanan pulang.
Inilah alam Indonesia. Menikmati hidup,
menyatu dengan alam yang ramah dengan kita, sudah sepantasnya kita juga harus
selalu menjaganya. Mungkin dari semua teman yang ikut perjalanan ini, memiliki
alasan tersendiri kenapa ikut travelling ini. Namun, kita semua sepakat, dengan
alam kita menjadi sadar bahwa hidup ini akan indah jika kita syukuri. Satu hal
lagi, kita akan kembali ke Kebumen, tepatnya ke pantai Menganti, karena kita
belum kesampaian untuk tidur di saung menganti. Tunggu aku, tunggu kami
Menganti, esok di musim kemarau.
#Tips dan Sharing
1. Persiapkan
dengan matang setiap perjalanan liburanmu. Mulai dari tujuan wisata hingga
penginapan.
2. Jika
ingin mencari tour guide gratis, banyak kok di grup facebook backpacker atau
traveller di kota yang akan kamu kunjungi. Biasanya mereka dengan senang hati
mengantarmu ke lokasi wisata yang kau tuju.
3. Tiap
perjalanan yang kita lalui, bukan hanya alam yang indah saja yang kamu temui,
tetapi saudara baru juga kan kamu temukan.
4. Ingat
selalu dalam setiap perjalanan, jaga selalu alam terutama jangan buang sampah
sembarangan.
NB : Jurnal ini ditulis dalam rangka mengikuti Kompetisi Menulis Jurnal Perjalanan dari Tiket.com dan nulisbuku.com #MenikmatiHidup #TiketBaliGratis
NB : Jurnal ini ditulis dalam rangka mengikuti Kompetisi Menulis Jurnal Perjalanan dari Tiket.com dan nulisbuku.com #MenikmatiHidup #TiketBaliGratis
Berikut beberapa foto perjalananku di Kebumen
Siap-siap menjemput sunset
sunset pantai karang agung
travelling juga kan membuatmu lali karo utange
Cie, yang punya hobi baru )
BalasHapusAda yg berbakat jadi travel writer nih =D
BalasHapusyg ini kayak.e istiqomah dit.... :D.
BalasHapusAh....masih belajar kok mbak joooo.... :D.