bibir pantai berkelok di pulau gede
Heiho
guys,
Kemana
lagi jejak tarom ahmad melangkahkan kakinya?
Hayooo,
kemana? Hehe.
Kali
ini aku mo menceritakan jejakku yang menapakkan ke sebuah pulau tak berpenghuni
dengan eloknya pasir putih di pantai pantura. Tak seperti pantai pantura
biasanya yang memiliki pasir hitam dan air laut coklat, tapi, di sebuah pulau
yang tak berpenghuni ini memiliki air yang super jernih nan istimewa.
Yap,
pulau gede, di desa tasikharjo, kabupaten Rembang.
Untuk
bisa sampai di pulau ini butuh perjuangan ekstra. Bagaimana tidak? di bibir
pantai ini tak ada dermaga. Kita harus naik sebuah perahu nelayan. Dari bibir
pantai berjalan ke perahu yang bersandar jaraknya 200 meter. Jalan nyemplung
air pantai dengan ketinggian selutut. Haha.... basah biar sekalian basah, deh.
Namanya juga main ke pantai.
Perjalanan
ini aku bersama sembilan orang termasuk aku. ada 4 cewek dan 5 cowok. Naah,
enak tuh yang cewek pada naik peprahu kecil biar tak ngrasain deburan ombak
pinggir pantai hingga ke perahu yang besar. Nah, kita para cowok jalan kaki 200
meter. Haha. Rela deh, yang penting mah yang cewek aman.
Done!
Akhirnya naik juga di perahu nelayan yang akan membawa kita menyebrang ke pulau
gede.
Oia,
untuk sewa perahu nelayan ini, jika kalian camping akan dikenakan tarif Rp
450.000,- tapi jika kalian Cuma ingin nyebrang aja tanpa camping tarifnya Cuma
Rp 250.000,-. Nah, kalian ,mau yang mana? Pilih dah.
Nih
ane kasih cp ne 085225937400 a/n pak jono.
Udah,
hubungin aja nomer itu jika kalian mo kesini.
Aku
kenalin dulu teman perjalananku kali ini. kami semua 9 orang. Yang cowok ada
aku, eric adalah tuan rumahnya yang berasal dari Pati, ada juga adam dan agus
widodo dari purwodadi, lalu ada wiel dari kudus. Sementara yang cewek, semuanya
berasal dari Universitas Muria Kudus (UMK), ada sumy, vita, firoh dan ema.
Lanjutin
ceritanya ya.
Setelah
kita semua naik perahu, yuhuuuu, mulai kita teromabing ombing di lautan.
Kebetulan kali itu, ombaknya cukup besar, hingga membuat vita kliyengan mabuk
laut. Aku sendiri juga sempat pusing karena montang manting terbawa arus. Haha.
Selama
30 menit kami berlayar dari bibir pantai hingga pulau gede.
Saat
itu, kami mulai nyebrang ke pulau gede pukul 16,30. Pas banget saat sunset.
Jadi, selama berada di perahu kita juga sambil menikmati kilau kuning tomat matang
matahari kembali ke peraduannya. Istimewaaaah.
senja kembali ke peraduan
Yahaaaa,
pulau gede sudah di depan mata. Disambut dengan air laut yang jernih dan pasir
putih berkelok, kami turun dari kapal.
Ah,
tak bisa berkata-kata. Rimbunan pohon cemara, meskipun masih kecil berjajar
rapi, adapula beberapa pohon yang entah apa namanya juga membuat pulau ini
nampak menarik benar-benar sepi tanpa penghuni. Tanpa harus sewa, kami jadi
merasakan sebuah pulau pribadi nan istimewah bernama pulau gede. Ajiiiiib.
Begitu
menginjakkan kaki di pulau gede, kita langsung foto-foto donk dengan background
sunset. Padahal udah mo habis noh sunsetnya. :D.
mendekati pulau gede
ini kami : adam, tarom, agus, sumy, firoh, ema, fita, wiel dan eric (dari kiri ke kanan)
Selesai
foto-foto, kami mencari spot untuk mendirikan tenda. Akhirnya kami memilih
tempat diantara pepohonan bagian dalam, agar tak terkena hempasan kencang angin
laut.
Agar
semua kebutuhan terpenuhi, kita bagi tugas. Ada yang mendirikan tenda dan ada
yang mencari kayu bakar untuk api unggun nanti malam. Hingga maghrib tiba,
semuanya telah selesai. Tenda aman, kayu bakar aman. Tinggal sholat maghrib
deh. Hehe.
Sebuah
botol aqua besar dibuka untuk wudhu 5 orang bergantian. Sedikit-sedikit asal
airnya rata ke seluruh bagian anggota wudhu.
Inget
ya sob, kemanapun perginya, jangan lupa sholat. Percuma elu ngaku pecinta alam ataupun
penikmat alam, sementara Tuhan yang menciptakannya aja kau lupakan. Hehe.
Selesai
sholat maghrib, perut uda mulai krucuk-krucuk. Kita bagi tugas lagi, aku dan
semua cewek, dapat bagian masak. Sementara sisanya (cowok semua) ada yang
mancing, si adam noh yang semangat banget mancing, dari rumah uda siap-siap
bawa senar pancing dan udang sebagai umpan. Lalu ada eric dan wiel yang berburu
kepiting. Eh, by the way, dapat banyak banget nih kepitingnya loh. Paneeen.
Haha. Dapet 2 panci kecil kepiting. Eric noh jagonya nangkep kepiting. Ini
kalau di restoran satu kepiting bisa nyampe Rp 50.000,- harganya.
Sebelum
masak kepiting, kita makan pop mie dulu semua, tak lupa seduh kopi susu panas
bikinan chef tarom. :D. (padahal Cuma masak air mah, gampang)
Sambil
menunggu semuanya matang, adam dan agus nyalain api unggunnya.
Yap,
sekarang semua jadi lengkap luar biasa. Api unggun mulai menghangatkan tubuh,
pop mie mengisi perut kelaparan dan kopi menjaga keceriaan semuanya. Sambi
bercanda ngobrol kita semua menikmati malam itu.
Lihat
tuh di atas. Bulan purnama dan gemerlap bintang menjadi saksi kebahagiaan dan
kebersamaan travelling kita kali ini.
Malam
makin larut, kini, giliran kita masak kepiting dan seekor ikan kerapu yang
dipancing adam tadi.
Giliran
eric yang memasak. Doi ngluarin saus dan kecap yang udah dipersiapkan sedari
tadi. Udah niat banget deh pokoe klo mo masak kepiting disini. Sementara itu
yang lain masih asik ngobrol ngalor-ngidul berteman kacang asin, rokok dan
kopi.
Yuhuuuuu....
ini dia yang ditunggu-tunggu. Sudah matang kepiting pedas-manis ala chef eric.
Betewe, baru kali ini nih ane makan kepiting. Haha. Sumpah keras banget.
Sementar eric dan wiel nikmatin banget nyedotin sampe gigit-gigit kepiting ini.
lalu adam dan agus juga Cuma melongo karena tak suka kepiting. La aku? aku
makan satu aja nggak habis-habis. Ini mana dagingnya coba. Kuauhnya sih enak,
lah dagingnya sedikit gini. Duh.... kayak gini kok mahal amet yak kalau di
restoran. Haha.
Nggak
sampe 30 menit, satu panci kepiting habis. Kini masak sepanci lagi, buat
cewek-cewek. Yang masak tetep eric.
Kalau
yang cewek semuaya suka. Sumi, vita dan firoh ngemiiiil banget makan kepiting,
sementara itu ema malah molor di dalam tenda. Doi besok mo pulkam ke mojokerto
siii. Haha.
api unggun
bulan purnama
mari makan kepiting
bakar ikan
Tak
terasa udah tengah malam, cewek-cewek lanjutin tidur masuk tenda, lalu, adam,
agus dan wiel juga masuk tenda, tidur. Aku dan eric gelar matras tidur di
pinggir pantai
Hening
malam terasa, lebih dari itu, angin pantai mulai menusuk tulangku. Gilak!
Suasana yang tadi panas-gerah, kini jadi dingin gini. Air laut juga makin naik.
Aku pun harus nggeser mindah matras lebih ke atas 3x karenanya.
Pukul
03.00 WIB, aku tidur merem melek alias kurang nyenyak. Tiba-tiba, saat aku buka
mata, samar-samar ku lihat sosok wanita memakai pakaian putih. Bidadarikah? Aku
kucek lagi mataku. Mungkin aja aku mimpi. Kebetulan saat itu adalah malam
nisyfu sya’ban, siapa tahu pintu surga sedang terbuka dan bidadarinya
tertinggal satu disini.
Setengah
sadar, akhirnya sosok putih itu terlihat juga. Ternyataaaa... sumi, sedang
sholat tahajud. Subhanallah. Haha.
Dari
awal aku suka travelling sampai sekarang, belum pernah aku temui seorang
traveller bangun jam 3 dini hari untuk sholat tahajud. Paling-paling jika ada,
toh mereka Cuma mo kencing berdiri nempel di pohon besar. Haha.
Naaah,
sosok wanita yangkayak gini yang pantas kalian jadikan istri broooo. Ups.
Hihi...
Contoh
juga bagi traveller lain, apapun alasannya, Tuhan yang menciptakan alam
indonedsia yang indah ini, yang dengan leluasa kalian nikmati ini, tak boleh
kalian lupakan, sekalipun sedang travelling entah itu di gunung, di pulau
tengah laut atau dimanapun.
Yap,
akhirnya subuh tiba, kita berjamaah sholat subuh di pinggir panntai. Jadi dari
kemarin, maghrib, isya hingga subuh ini kita berjamaah. *kayaknya ane nemu
teman travelling yang asik. Seneng2 oke.. sholat tak lupa. Ituuuu tuu istimewa.
Selesai
subuhan, kita jalan-jalan explore pulau ini. toh, menunggu sunrise punjuga tak
kunjung muncul. Malah sunrisenya nongol saat jam 06.00.
Ada
yang mengitari pulau, eric yang semangat banget, ada yang foto-foto, nah ini
ane yang semangat banget, ada pula yang sekedar menikmati hembusan angin pagi
sambi melihat luasnya lautan dan ombak kecil yang meloncat-loncat.
Ini
nih keseruan kami di pagi itu.
semuanya punya gaya
its me :D
muka-muka belum mandi
yuhuuuu
dari kejauhan
nah loooh, sumy ngakak girang di gendong firoh
siapa yang paling berotot niiih?
Naaah,
tiba pukul 09.00 WIB, nelayan yang pulang mencari ikan, kahirnya datang
menjemout kami. Kamipun harus segera berkemas-kemas.
Mari
pulang, marilah pulang sayonaraaaa....
Pulau
gede yang tak lagi gede seperti namanya, tetaplah memiliki pesona tersendiri bagiku.
Suatu saat aku bakal sering mengunjunginya. Pasti.
#
Rincian biaya perjalananku dari salatiga hingga ke pulau gede, rembang.
-
Bensin pulang pergi, 3 kali full. @
20.000 x 3 = 60.000
-
Jajan termasuk rokok dll =
30.000
-
Logistik plus aqua =
30.000
-
Sewa perahu @ 50.000/orang = 50.000
Total 170.000
#
catatan :
-Sewa
perahu 450.000 sudah termasuk biaya parkir di rumah nelayan dan biaya MCK saat
di rumah nelayan tsb.
-disarankan,
jika ingin menyebrang ke pulau gede, sekitar pukul 10.00 pagi, karena saat itu
ombak masih bersahabat.
-bawa
air yang banyak, kalau perlu bawa galon saja jika ingin camping ke pulau gede.
-jangan
lupa, jika anda mengaku cinta alam indonesia, maka kalian harus merawatnya.
Jangan lupa bawa pulang sampah anda ketika pulang. Sampah nanti bisa ditinggal
di rumah nelayan yang menyediakan tempat sampah.
-Pulau
gede jarang terexplore oleh traveller. Bahkan kata nelayan tsb, satu bulan
sekali pun belum pasti ada traveller yang menyebrang kesana.
SEKIAN
SEMOGA BERMANFAAT BUAT KALIAN
Mohon diedit untuk no hp 085225937400 katanya bukan dari yang menyewakan perahu
BalasHapusTerima kasih
Itu sewa perahu 450000 antar jemput atau gimana.
BalasHapus